Viral Video Joget Kemayu Di Kelulusan Siswa-siswi SD Bikin Warganet Resah
Viral Video Joget Kemayu Di Kelulusan Siswa-siswi SD Bikin Warganet Resah – Sebuah video yang diunggah pengguna TikTok menarik perhatian dan membuat warganet resah.
Video tersebut memperlihatkan siswa-siswi dengan seragam putih-merah duduk berdampingan yang mana terdapat guru di antaranya.
Mereka terlihat menggoyangkan tangannya dengan penuh senyum.
“Kang Dedi bocil ff lulus semua 🥺” tulis pengunggah video tersebut di kolom keterangan.
Namun, video tersebut dibuka oleh seorang anak laki-laki yang tampak begitu gemulai berjoget.
Hal tersebut menuai reaksi dari warganet. Tak sedikit yang menyayangkan sikap anak laki-laki tersebut.
“baju nya kekecilan gak sih? ‘serius nanya’,” ujar salah satu pengguna akun di kolom komentar.
“guru2nya sadar ga itu anak sdh mulai ada tanda2…mumpung masih SD harusnya cpt2 d selamatin ini malah d jadiin modelnya,,😩…serasa dpt pembenaran anknya bahwa dy normal2 aja..” tulis pengguna lainnya.
Menurut warganet, seharusnya pihak sekolah melarang perbuatan tersebut karena tidak sesuai dan melanggar norma.
Sikap pihak sekolah yang diwakilkan para guru dalam video perayaan kelulusan SD yang menampilkan joget kemayu seorang siswa tersebut kini ramai mendapat sorotan publik.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat semakin peka terhadap konten yang dianggap tidak pantas, terutama yang melibatkan anak-anak.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang nilai-nilai yang harus diajarkan kepada generasi muda, terutama di momen-momen penting seperti kelulusan.
Joget Kelulusan Siswa-siswi SD
Tak butuh waktu lama, video itu menyebar luas di media sosial dan mengundang perhatian publik, termasuk kalangan pejabat pendidikan. Salah satunya adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Purwanto, yang secara terbuka menanggapi kejadian tersebut. Ia menyayangkan tindakan itu, terutama karena terjadi di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat mendidik dan membentuk karakter anak.
Menurut Purwanto, gerakan yang diperagakan oleh siswa laki-laki itu dinilai keluar dari batas kepantasan dalam konteks norma masyarakat. Ia menilai bahwa perilaku seperti itu seharusnya diluruskan oleh para orang dewasa, baik dari pihak guru maupun orang tua. Ia menekankan pentingnya peran pendidik dalam mengarahkan anak untuk memahami nilai-nilai kepatutan yang berlaku di masyarakat.
“Kalau dilihat dari sisi kepatutan, anak SD laki-laki yang berjoget dengan gaya seperti itu jelas berada di luar batas wajar. Ini harusnya menjadi tanggung jawab orang dewasa, guru, atau orang tua untuk membimbing dan mengoreksi,” ujar Purwanto.
Lebih jauh, ia menyoroti kenyataan bahwa kegiatan tersebut justru berlangsung dengan antusiasme para guru yang ikut serta. Situasi ini dianggap semakin memprihatinkan karena memperlihatkan kurangnya ketegasan dari pihak sekolah dalam menyaring aktivitas yang sesuai dengan nilai pendidikan.
Meski pengelolaan Sekolah Dasar berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Karawang, Purwanto menyatakan bahwa prinsip moral dan kepatutan tetap harus dijunjung tinggi oleh semua satuan pendidikan, tanpa terkecuali.
“Saya cukup prihatin melihat para guru yang seharusnya menjadi panutan justru memberikan ruang kepada anak-anak untuk menampilkan perilaku yang tidak tepat. Ini bukan hanya persoalan siapa yang mengizinkan, tetapi juga soal tanggung jawab moral kita sebagai pendidik,” tegasnya.
Viral Siswa SD Joget Kemayu di TikTok, Siapa Kepala Sekolahnya?
Terkait hal ini, Purwanto menyatakan bahwa pihaknya akan segera menjalin komunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. Langkah tersebut diambil untuk mengingatkan kepala sekolah dan jajarannya agar lebih waspada terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah, khususnya yang dapat memicu kontroversi atau menimbulkan kesan negatif di masyarakat.
“Kami akan berkoordinasi dengan kepala dinas di Kabupaten Karawang untuk memberikan peringatan kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolahnya. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Anak-anak harus diarahkan jika perilakunya sudah menyimpang dari kewajaran,” ujarnya.
Meski belum ada pernyataan resmi yang menyebutkan nama kepala sekolah SD yang bersangkutan, tekanan publik mulai mengarah kepada pihak sekolah untuk memberikan klarifikasi dan tanggung jawab atas insiden tersebut.
Sejauh ini, belum diketahui apakah akan ada sanksi atau pembinaan lebih lanjut terhadap guru maupun siswa yang terlibat dalam video viral tersebut.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa media sosial bisa menjadi bumerang bila tidak digunakan secara bijak, terlebih jika menyangkut dunia pendidikan. Para tenaga pengajar, sebagai pilar utama dalam membentuk karakter generasi muda, diharapkan lebih peka terhadap batasan antara kreativitas dan kepatutan.
Belum jelas siapa kepala sekolah yang bertanggung jawab, namun sorotan tajam kini tertuju pada manajemen sekolah yang dinilai lalai. Ke depan, pengawasan dan pembinaan terhadap siswa maupun guru diharapkan diperketat agar kejadian serupa tak lagi terjadi.
—
Penulis: Suherman
Editor: Andika